Rabu, 18 Maret 2015



SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Just In Time (JIT)






Disusun Oleh :
Lilis Nuryani 1111.1112.048
S1 Akuntansi










STIE JAKARTA INTERNATIONAL COLLEGE
TAHUN 2014
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi pada perusahaan manufaktur dari segi positifnya mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung, tapi dari segi negatifnya perusahaan memerlukan pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor  yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu faktor penentu unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan harus dapat melayani permintaan konsumen tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep Just In Time.
Komunitas manufaktur Jepang mulai mengembangkan suatu sistem yang disebut Just In Time. Just In Time dilatar belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri, yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi. Operasi JIT memproduksi komponen produksi tepat pada waktu memenuhi kebutuhan produksi, sedangkan Operasi Tradisional memproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau- kalau terjadi sesuatu.
Sejarah Metode Just In Time
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In  Time (JIT) merupakan keseluruhan  filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan  baku dan suku cadang,  personalia, dan fasilitas dipakai sebatas  dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah  segala sesuatu tidak memberi nilai tambah, itulah pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena
Ä  Over produksi ( OverProduction )
Ä  Waktu menunggu ( Waiting )
Ä  Transportasi ( Transportation )
Ä  Pemrosesan ( Process production )
Ä  Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
Ä  Gerak ( Unnecessary Motion )
Ä  Cacat produksi ( Defects )
Metode Just In Time
Metode Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tentu, JIT  melarang timbulnya masalah yang mengakibatkan hadirnya biaya persediaan. Dalam Just In Time persediaan meminimalisasi dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi, ini berarti barang sedia dalam waktu, jumlah, dan kualitas yang tepat saat diperlukan.
Konsep Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang penyimpanan barang/stock cost.
Sistem Just In Time akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi lebih rendah serta produk dapat diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan kualitas yang sangat tinggi merupakan hasil dari suatu sistem pengendalian mutu yang sangat baik. Akhirnya, dengan kombinasi dan gabungan kedua sistem tersebut akan membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain serta mencapai laba dan hasil dari investasi yang maksimal.
Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi :
  1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
  2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
  3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan  fluktuasi permintaan.
  4. Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima masukan atau saran dari karyawan.
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a)      Sistem kanban  untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
b)      Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
c)      Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
d)     Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
e)      Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan skills    tenaga kerja.
f)       Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
Tujuan strategis JIT adalah :
  1. Meningkatkan laba
  2. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
  1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
  2. Meningkatkan mutu
  3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah  (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
  4. Memperbaiki kinerja pengiriman.
Elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah :
a.      Pengurangan waktu set up
b.      Aliran produksi lancar (layout)
c.       Produksi tanpa kerusakan mesin
d.      Produksi tanpa cacat
e.       Peranan dan support operator produksi
f.        Hubungan yang harmonis dengan pemasok
g.      Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali
h.      Sistem Kanban
Definisi Just In Time
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
Aspek pokok JIT sebagai berikut:

1.      Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2.      Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.      Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4.      Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.

Kelemahan Just In Time
            JIT merupakan filosofi pengelolaan sediaan dari bahan baku, proses produksi, dan barang jadi tepat waktu dan tidak lama seperti sistem tradisional. Akan tetapi sistem JIT memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
a.      Sistem JIT mengakibatkan ketegangan kepada para pekerja, dengan tidak tersedianya sediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, dan terkadang mengakibatkan kerugian dalam penjualan (Poul L.Zipkin, 1991).
b.      Dalam perusahaan retail, penerapan sistem JIT pun mengalami kerugian penjualan akibat tidak ada sediaan dalam memenuhi permintaan pelanggan, karena biaya pengadaan barang yang diminta menjadi tinggi (Joseph Pereira, 1993).
Kritik lain yang umum terhadap sistem JIT menurut Fandy Tjipjono & Anastasia Diana dalam Mursyidi, menyatakan bahwa :
ü  Masalah yang berkaitan dengan kerusakan dan keandalan mesin untuk menghasilkan kualitas produk yang berkualitas.
ü  Masalah yang berkaitan dengan proses dalam optimalisasi dan pengendalian proses produksi yang dianggap kurang optimal.
ü  Prinsip lot size dalam JIT yang memproduksi berskala kecil dengan beraneka ragam produk. Ini tidak dapat diterapkan dalam produksi massa yang memproduksi sebanyak mungkin item yang sama (economic lot size).
Menurut Mursyidi, solusi menangani masalah-masalah diatas, yaitu dengan cara :
*    Melakukan pemeliharaan mesin secara kontinu.
*    Menggunakan model startiscal proses control untuk melakukan pengendalian dan optimalisasi proses produksi. Ini dapat dilakukan dengan penerapan diagram pareto, diagram sebabakibat, stratifikasi, check sheets, histogram, scatter diagram, run chat, control chart, flow chart, dan desain eksperimen.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang terdapat dalam metode Just In Time diberikan pula solusi-solusi yang bisadigunakan untuk memaksimalkan pemakaian metode Just In Time tersebut dengan baik agar bisa menambah atau maningkatkan laba perusahaan.
Manfaat Just In Time
 JIT memberikan pemikiran baru dalam manajemen persediaan, dimana pemanufakturan beralih dari sistem fush ke sistem full. Pada full sistem persediaan akan ada apabila dibutuhkan untuk memenuhi permintaan konsumen saat kini, bukan untuk memenuhi kebutuhan pasar secara keseluruhan.
Adapun manfaat Just In Time adalah :
a)      Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
b)      Mengurangi ruangan atau gudang untuk menyimpan barang.
c)      Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi.
d)     Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
e)      Mengurangi lead time karena ukuran lot yang kecil sehingga sel produksi memberikan feedback terhadap masalah kualitas.
f)       Penggunaan mesin dan fasilitas lebih baik, menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
g)      Layout pabrik yang lebih baik.
h)     Integrasi yang lebih baik antara fungsi - fungsi, seperti pemasaran, pembelian, dan diproduksi.
i)        Pengedalian kualitas dalam proses.
Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.
Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1.      Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2.      Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3.      Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4.      Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
5.      Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.

            Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan pemanufakturan tradisional:

2.1. JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.
            Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:

a.  Persediaan Rendah
b.  Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c.       Filosofi TQC (Total Quality Control)

2.2. JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
            Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
Perbandingan Sistem Manajemen JIT dan Tradisional
JIT
TRADISIONAL
  1. Sistem tarikan
  2. Persediaan tidak signifikan
  3. Basis pemasok sedikit
  4. Kontrak jangka panjang dengan pemasok
  5. Pemanufakturan berstruktur seluler
  6. Karyawan berkeahlian ganda
  7. Jasa terdesentralisasi
  8. Keterlibatan karyawan tinggi
  9. Gaya manajemen sebagai penyedia fasilitas
  10. Total quality control (TQC)
  1. Sistem dorongan
  2. Persediaan signifikan
  3. Basis pemasok banyak
  4. Kontrak jangka pendek dengan pemasok
  5. Pemanufakturan berstruktur departemen
  6. Karyawan terspesialisasi
  7. Jasa tersentralisasi
  8. Keterlibatan karyawan rendah
  9. Gaya manajemen sebagai pemberi perintah
  10. Acceptable quality level (AQL)
2.3. Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT
            Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk).
Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.

2.4. JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
            Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan.Hal ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.

2.5. Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung
            Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1.  Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2.  Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.

2.6. Pengaruh JIT pada Penilaian  Persediaan
            Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan  persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.

2.7. Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan
            Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama, perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.
            Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular. lagi pula, karena  ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok proses.

2.8. Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT
            Dalam metode  proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.

2.9. JIT dan Otomasi                       
            Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk mengikutinya  dengan  pemilikan  teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.
            Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional sekarang menjadi biaya langsung.

2.10. Penentuan Harga Pokok Backflush
            Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :

1.      Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2.      Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3.      Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan informasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.

            Ada dua perubahan relatif pada sistem konvensional yaitu :
1.      Perubahan Akuntansi Bahan
2.      Perubahan Akuntansi Biaya Konversi
Penerapan JIT di Indonesia
Seiring perkembangan jaman, industrialisasi yang dilakukan dengan besar-besaran mengakibatkan kerusakan alam. Kebutuhan yang dalam ilmu ekonomidinyatakan tidak terbatas berhadapan dengan alam yang serba terbatas. Alampun kalah,kerusakan alam yang hebat mengubah orientasi perusahaan. Yakni penggunaan elemenlingkungan dimasukkan dalam penentuan standar dari perusahaan dalam ISO( International Standard Organization). Perusahaan berbondong-bondong merubah arah,menjadi kebijakan untuk ramah akan lingkungan.Perkembangan selanjutnya, perusahaan dianggap hanya mementingkan dirisendiri, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, selain alam juga sosial masyarakat.Tuntutan ini dijawab dengan konsep CSR (corporate social responsibility). Dimanaperusahaan mengambil peran dalam membantu pemecahan permasalahan-permasalahansosial yang ada dalam masyarakat, baik itu membantu mendirikan sarana umum,sumbangan pada korban bencana dan lain sebagainya. CSR didentifikasi bukan sebagaisatu yang murni dari niat tulus perusahaan. Karena CSR juga menjadi alat bagiperusahaan untuk memasarkan diri atau ajang promosi.Persaingan memang memaksa perusahaan senantiasa melakukan perubahan-perubahan,semacam adaptasi. Kami kira, masih banyak lagi perkembangan dalam duniausaha. Dan adaptasi pun dilakukan. Namun hal itu tidaklah lantas melepaskan watak dariperusahaan, yakni memaksimalisasi laba.Harus selalu efisien dan efektif, merupakan prinsip yang melekat dari segalatindakan yang diambil dalam menjalankan manajemen. Kenapa? Karena hanya dengan itulah maksimalisasi keuntungan dapat dilakukan. Efisiensi merupakan kemampuanuntuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi,melakukan dengan tepat. Efektifitas merupakan kemampuan untuk menentukan tujuanyang memadai, melakukan hal dengan tepat.
Kesimpulan
JIT (Just In Time)  merupakan suatu system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan pada system tradisional. Dimana dalam langkah JIT (Just In Time) pemborosan yang terjadi dalam system tradisional berusaha untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan biaya yang timbul akibat banyaknya waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu barang  sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah telah dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap produksi, maka perlu dihitung efisiensi siklus manufacturing (Manufacturing Cycle Efficience).  Apabila nilai MCE mendekati Nol, maka waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan tidak efisien. Sebaliknya, jika nilai MCE mendekati 1, maka waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan efisien.
Saran
Berdasarkan informasi yang kami peroleh mengenai perbandingan System Tradisional dengan Sistem JIT (Just In Time) diketahui bahwa Sistem JIT (Just In Time) memiliki keunggulan dalam penghematan waktu dan biaya dalam memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen Perusahaan sebaiknya mengambil keputusan untuk menggunakan Sistem JIT (Just In Time) dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

DAFTAR SUMBER
      *            http://eprints.undip.ac.id/35784/1/PRAPASKA.pdf




1 komentar:

  1. Slots of Vegas casino no deposit bonus codes 2021 - JTG Hub
    Looking for Slots 과천 출장안마 of Vegas casino no deposit bonus 논산 출장샵 codes 2021? Check 포항 출장안마 the list of 충청남도 출장샵 the Best Online 울산광역 출장안마 Casino No Deposit Bonus Codes.

    BalasHapus