

Disusun Oleh :
Lilis Nuryani 1111.1112.048
S1 Akuntansi
STIE JAKARTA INTERNATIONAL COLLEGE
TAHUN 2014
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi pada perusahaan
manufaktur dari segi positifnya mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga
kerja langsung, tapi dari segi negatifnya perusahaan memerlukan pengeluaran
investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Keunggulan
suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor
yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu
faktor penentu unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari
faktor waktu maka perusahaan harus dapat melayani permintaan konsumen tepat
waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan
mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar
perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep Just In Time.
Komunitas manufaktur Jepang mulai
mengembangkan suatu sistem yang disebut Just In Time. Just In Time dilatar
belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri,
yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi
menjadi lebih tinggi. Operasi JIT memproduksi komponen produksi tepat pada
waktu memenuhi kebutuhan produksi, sedangkan Operasi Tradisional memproduksi
komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau-
kalau terjadi sesuatu.

Konsep
Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan
oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an,
JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing
oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak
JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang
diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan
(When) oleh konsumen.
Just
In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku
cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah segala sesuatu tidak
memberi nilai tambah, itulah pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena
Ä Over
produksi ( OverProduction )
Ä Waktu
menunggu ( Waiting )
Ä Transportasi
( Transportation )
Ä Pemrosesan
( Process production )
Ä Tingkat
persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
Ä Gerak
( Unnecessary Motion )
Ä Cacat
produksi ( Defects )
Metode Just In Time
Metode
Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam
sistem produksi dan tentu, JIT melarang
timbulnya masalah yang mengakibatkan hadirnya biaya persediaan. Dalam Just
In Time persediaan meminimalisasi dengan tetap menjaga keberlangsungan
produksi, ini berarti barang sedia dalam waktu, jumlah, dan kualitas yang tepat
saat diperlukan.
Konsep
Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk
aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu
bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat
bahkan meniadakan biaya persediaan barang penyimpanan barang/stock cost.
Sistem
Just In Time akan mengakibatkan
persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi
lebih rendah serta produk dapat diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan
kualitas yang sangat tinggi merupakan hasil dari suatu sistem pengendalian mutu
yang sangat baik. Akhirnya, dengan kombinasi dan gabungan kedua sistem tersebut
akan membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain serta mencapai laba
dan hasil dari investasi yang maksimal.
Dalam pelaksanaan konsep
JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi :
- Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
- Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
- Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
- Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima masukan atau saran dari karyawan.
Untuk mencapai empat
konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a) Sistem
kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
b) Metode
kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
c) Optimalisasi
waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
d) Tata
letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
e) Aktifitas
perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk
meningkatkan skills tenaga kerja.
f) Sistem
manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian
perusahaan.
Tujuan strategis JIT adalah :
- Meningkatkan laba
- Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
- Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
- Meningkatkan mutu
- Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
- Memperbaiki kinerja pengiriman.
Elemen-elemen Just In Time
(JIT) adalah :
a. Pengurangan
waktu set up
b. Aliran
produksi lancar (layout)
c. Produksi
tanpa kerusakan mesin
d. Produksi
tanpa cacat
e. Peranan
dan support operator produksi
f.
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
g. Penjadwalan
produksi yang stabil dan terkendali
h. Sistem
Kanban
Definisi Just In Time
Dalam
pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu
organisasi.
Aspek
pokok JIT sebagai berikut:
1.
Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah
terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai
tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin
nol.
2.
Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan
mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin
nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan
kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.
Selalu diupayakan penyempurnaan yang
berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan.
4.
Menekankan pada penyederhanaan aktivitas
dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT
dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
Kelemahan Just In Time
JIT
merupakan filosofi pengelolaan sediaan dari bahan baku, proses produksi, dan
barang jadi tepat waktu dan tidak lama seperti sistem tradisional. Akan tetapi
sistem JIT memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
a. Sistem
JIT mengakibatkan ketegangan kepada para pekerja, dengan tidak tersedianya
sediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, dan terkadang mengakibatkan
kerugian dalam penjualan (Poul L.Zipkin, 1991).
b. Dalam
perusahaan retail, penerapan sistem JIT pun mengalami kerugian penjualan akibat
tidak ada sediaan dalam memenuhi permintaan pelanggan, karena biaya pengadaan
barang yang diminta menjadi tinggi (Joseph Pereira, 1993).
Kritik lain yang umum
terhadap sistem JIT menurut Fandy Tjipjono & Anastasia Diana dalam
Mursyidi, menyatakan bahwa :
ü Masalah
yang berkaitan dengan kerusakan dan keandalan mesin untuk menghasilkan kualitas
produk yang berkualitas.
ü Masalah
yang berkaitan dengan proses dalam optimalisasi dan pengendalian proses
produksi yang dianggap kurang optimal.
ü Prinsip
lot size dalam JIT yang memproduksi berskala kecil dengan beraneka ragam
produk. Ini tidak dapat diterapkan dalam produksi massa yang memproduksi
sebanyak mungkin item yang sama (economic lot size).
Menurut Mursyidi, solusi
menangani masalah-masalah diatas, yaitu dengan cara :


Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang terdapat dalam
metode Just In Time diberikan pula solusi-solusi yang bisadigunakan
untuk memaksimalkan pemakaian metode Just In Time tersebut dengan baik
agar bisa menambah atau maningkatkan laba perusahaan.
Manfaat Just In Time
JIT memberikan pemikiran baru dalam manajemen
persediaan, dimana pemanufakturan beralih dari sistem fush ke sistem full.
Pada full sistem persediaan akan ada apabila dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan konsumen saat kini, bukan untuk memenuhi kebutuhan pasar secara
keseluruhan.
Adapun manfaat Just In
Time adalah :
a) Mengurangi
biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
b) Mengurangi
ruangan atau gudang untuk menyimpan barang.
c) Mengurangi
waktu setup dan penundaan jadwal produksi.
d) Mengurangi
pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada
sumbernya.
e) Mengurangi
lead time karena ukuran lot yang kecil sehingga sel produksi memberikan feedback
terhadap masalah kualitas.
f) Penggunaan
mesin dan fasilitas lebih baik, menciptakan hubungan yang lebih baik dengan
pemasok.
g) Layout
pabrik
yang lebih baik.
h) Integrasi
yang lebih baik antara fungsi - fungsi, seperti pemasaran, pembelian, dan
diproduksi.
i)
Pengedalian kualitas dalam proses.
Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan
JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan
tradisional.
Penggunaan
sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1.
Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran)
biaya.
2.
Meningkatkan akurasi penghitungan biaya
produk.
3.
Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya
jasa (departemen jasa)
4.
Mengubah perilaku dan relatif pentingnya
biaya tenaga kerja langsung.
5.
Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok
pesanan dan proses.
Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan
perbedaannya dengan pemanufakturan tradisional:
2.1. JIT Dibandingkan dengan
Pemanufakturan Tradisional.
Pemanufakturan JIT adalah sistem
tarikan permintaan (Demand-Pull).
Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut
dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa
perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:
a. Persediaan
Rendah
b. Sel-sel
Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c.
Filosofi TQC (Total Quality Control)
2.2.
JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya
digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri
secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel,
tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi
adalah karakteristik utama JIT.
Perbandingan Sistem Manajemen JIT dan Tradisional
JIT
|
TRADISIONAL
|
|
|
2.3. Keakuratan Penentuan Biaya Produk
dan JIT
Salah
satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya
langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk).
Pemanufakturan
JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian
besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan
kebutuhan penaksiran yang sulit.
2.4. JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
Dalam
manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada
berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa
didesentralisasikan.Hal ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian
khusus secara langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang
ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh
tenaga kerja tidak langsung.
2.5. Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Sebagai
perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung
tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1. Persentasi
biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2. Biaya
tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
2.6.
Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan
Salah
satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan
pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka
penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus
dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan
pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan
persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan),
sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan
keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk
memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang
akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual
berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini
produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli atau
membuat sendiri, dsb.
2.7. Pengaruh JIT pada Harga Pokok
Pesanan
Dalam penerapan JIT untuk penentuan
order pesanan, pertama, perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya
berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat
dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.
Dengan mereorganisasi tata letak
pemanufakturan, pesanan tidak membutuhkan perhatian yang besar dalam
mengelompokkan harga pokok produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan
pada level selular. lagi pula, karena
ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk menyusun
kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka lingkungan pesanan akan
menggunakan sifat sistem harga pokok proses.
2.8. Penentuan Harga Pokok Proses dan
JIT
Dalam metode
proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit karena
adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT, diusahakan
persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan,
dan tidak perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT secara signifikan
mengarah pada penyederhanaan.
2.9.
JIT dan Otomasi
Sejak
sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam
beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk
mengikutinya dengan pemilikan
teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan
kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan
pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.
Otomasi meningkatkan kemampuan untuk
menelusuri biaya pada berbagai produk secara individual. sebagai contoh sel-sel
FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa
biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional
sekarang menjadi biaya langsung.
2.10. Penentuan Harga Pokok Backflush
Penentuan
harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan
membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan
menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.
Manajemen ingin sistem akuntansi yang
sederhana.
2.
Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3.
Metode ini menghasilkan penentuan harga
pokok produk yang kira-kira mengasilkan informasi keuangan yang sama dengan
penelusuran secara berurutan.
Ada dua perubahan relatif pada
sistem konvensional yaitu :
1.
Perubahan Akuntansi Bahan
2.
Perubahan Akuntansi Biaya Konversi
Penerapan JIT di Indonesia
Seiring
perkembangan jaman, industrialisasi yang dilakukan dengan besar-besaran
mengakibatkan kerusakan alam. Kebutuhan yang dalam ilmu ekonomidinyatakan tidak
terbatas berhadapan dengan alam yang serba terbatas. Alampun kalah,kerusakan
alam yang hebat mengubah orientasi perusahaan. Yakni penggunaan elemenlingkungan
dimasukkan dalam penentuan standar dari perusahaan dalam
ISO( International Standard Organization). Perusahaan berbondong-bondong
merubah arah,menjadi kebijakan untuk ramah akan lingkungan.Perkembangan
selanjutnya, perusahaan dianggap hanya mementingkan dirisendiri, tidak peduli
dengan lingkungan sekitar, selain alam juga sosial masyarakat.Tuntutan ini
dijawab dengan konsep CSR (corporate social
responsibility). Dimanaperusahaan mengambil peran dalam membantu
pemecahan permasalahan-permasalahansosial yang ada dalam masyarakat, baik itu
membantu mendirikan sarana umum,sumbangan pada korban bencana dan lain
sebagainya. CSR didentifikasi bukan sebagaisatu yang murni dari niat tulus
perusahaan. Karena CSR juga menjadi alat bagiperusahaan untuk memasarkan diri
atau ajang promosi.Persaingan memang memaksa perusahaan senantiasa melakukan
perubahan-perubahan,semacam adaptasi. Kami kira, masih banyak lagi perkembangan
dalam duniausaha. Dan adaptasi pun
dilakukan. Namun hal itu tidaklah lantas melepaskan watak dariperusahaan,
yakni memaksimalisasi laba.Harus selalu efisien dan efektif, merupakan prinsip
yang melekat dari segalatindakan yang
diambil dalam menjalankan manajemen. Kenapa? Karena hanya dengan itulah
maksimalisasi keuntungan dapat dilakukan. Efisiensi merupakan kemampuanuntuk
meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi,melakukan
dengan tepat. Efektifitas merupakan kemampuan untuk menentukan tujuanyang
memadai, melakukan hal dengan tepat.
Kesimpulan
JIT (Just In Time) merupakan suatu
system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan pada system
tradisional. Dimana dalam langkah JIT (Just In Time) pemborosan yang terjadi
dalam system tradisional berusaha untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan
biaya yang timbul akibat banyaknya waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu
barang sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi
persaingan perusahaan.
Untuk mengukur apakah biaya yang tidak
bernilai tambah telah dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap
produksi, maka perlu dihitung efisiensi siklus manufacturing (Manufacturing
Cycle Efficience). Apabila nilai MCE mendekati Nol, maka waktu yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan tidak efisien. Sebaliknya,
jika nilai MCE mendekati 1, maka waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu
barang dikatakan efisien.
Saran
Berdasarkan informasi yang kami
peroleh mengenai perbandingan System Tradisional dengan Sistem JIT (Just In
Time) diketahui bahwa Sistem JIT (Just In Time) memiliki keunggulan dalam
penghematan waktu dan biaya dalam memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen
Perusahaan sebaiknya mengambil keputusan untuk menggunakan Sistem JIT (Just In
Time) dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
DAFTAR SUMBER



















Slots of Vegas casino no deposit bonus codes 2021 - JTG Hub
BalasHapusLooking for Slots 과천 출장안마 of Vegas casino no deposit bonus 논산 출장샵 codes 2021? Check 포항 출장안마 the list of 충청남도 출장샵 the Best Online 울산광역 출장안마 Casino No Deposit Bonus Codes.